

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar riyal melemah melayani rupiah pada perdagangan Senin (23/11/2020), setelah berhasil menguat tipis sepanjang pekan lalu, sekaligus mengakhiri penurunan 7 pekan beruntun.
Melansir data Refinitiv, riyal hari ini melemah 0, 16% ke Rp 3. 767/SAR di pasar spot. Sementara sepanjang pekan berantakan menguat 0, 03%.
Kabar buruk datang dari Arab Saudi hari ini, fasilitas patra yang dimiliki diserang menggunakan rudal oleh kelompok pemberontak Houthi. Gempuran tersebut ditujukan ke stasiun pembagian minyak mentah milik perusahaan Saudi Aramco.
Stasiun itu berada di pinggiran Jeddah. Seorang juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengatakan serangan itu dilakukan dengan rudal tipe Quds-2.
“Serangan itu betul akurat, dan ambulans serta mobil pemadam kebakaran melesat ke bahan, ” kata Yahya Serea, tukang bicara Houthi sebagaimana dilaporkan Reuters .
Belum ada penyungguhan langsung dari Saudi atas permintaan Houthi tersebut. Fasilitas produksi serta ekspor minyak Aramco sebagian tinggi berada di Provinsi Timur Saudi, lebih dari 1. 000 km di seluruh negeri dari Jeddah.
Minyak mentah adalah sumber pendapatan utama Arab Saudi, saat fasilitas distribusinya terganggu tentunya akan mempengaruhi pendapatan negara. Kurs riyal pun terpukul.
Namun, di sisi lain, informasi serangan tersebut membuat harga patra mentah melesat naik. Harga patra mentah jenis Brent melesat 2, 5% ke atas US$ 46 per barel, tertinggi sejak 31 Agustus lalu.
Tatkala itu rupiah kembali perkasa setelah Bank Indonesia (BI) pekan berarakan juga melaporkan transaksi berjalan ( current account ) yang mencatat surplus untuk baru kalinya dalam 9 tahun terakhir. Surplus transaksi berjalan tersebut bisa memberikan dampak positif bagi kemantapan nilai tukar rupiah.
Pada kuartal III-2020, transaksi berlaku mencatat surplus sebesar US$ 1 miliar atau 0, 4% sejak Produk Domestik Bruto (PDB).
Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos tersebut cenderung lebih stabil.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)